- Dipublikasikan oleh BMKG Provinsi Banten,
- 11 Agustus 2023
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui Stasiun Meteorologi Kelas III Fatmawati Soekarno Bengkulu dan Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Mas Semarang menyelenggarakan kegiatan Sekolah Lapang Cuaca Nelayan (SLCN) tahun 2023 di masing-masing provinsi .
Kegiatan SLCN di Provinsi Bengkulu diadakan di Balai Kegiatan Belajar Masyarakat (BKBM) Desa Pekik Nyaring, Kecamatan Pondok Kelapa, Bengkulu Tengah (Benteng) Selasa (8/8). Kegiatan tersebut diikuti oleh 100 peserta yang berasal dari nelayan yang berada di wilayah Bengkulu Tengah. Acara dibuka langsung oleh Sekda Kab Benteng, Drs. Rachmat Riyanto, ST, M.AP. Kepala Balai Besar MKG Wilayah II Hartanto, S.T., M.M, Subkoordinator Manajemen Observasi Meteorologi Maritim, Oki Surendra, M.Si, dan Kepala OPD dilingkungan Pemkab Benteng, turut serta menghadiri kegiatan tersebut.Â
Sementara, kegiatan SLCN Provinsi Jawa Tengah Bengkulu diadakan di Kota Astina Hall, Kota Semarang, Jawa Tengah Rabu (9/8). Acara tersebut dibuka langsung oleh Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc, Ph.D. Turut hadir dalam kegiatan ini Walikota Semarang Ir. Hj. Hevearita G Rahayu, M.Sos dan Anggota Komisi V DPR-RI Mochamad Herviano Widyatama, S.Sos, MM.
Pada kedua kegiatan SLCN tersebut, Kepala Balai Besar BMKG Wilayah II, Hartanto menjelaskan bahwa dengan diadakannya SLCN yang diselenggarakan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) nelayan dapat terbantu dengan mengetahui kondisi cuaca saat melaut dan bisa beradaptasi dengan situasi yang tidak pasti saat berlayar dan sebelum melaksanakan aktivitas perairan karena telah menerima informasi dari BMKG.
“Kita berharap para nelayan yang melakukan aktivitas perairan dapat pulang dengan hebat, selamat dan sejahtera dengan perencanaan yang lebih matang. Oleh karena itulah peran BMKG untuk para nelayan sangatlah penting. Dengan adanya SLCN juga dapat memberikan suatu pelajaran tentang keadaan cuaca diperairan yang belum diketahui para nelayan,” terangnya.Â