(23/09) BMKG merilis prediksi musim hujan 2024/2025 Provinsi Banten. Dalam mekanisme prediksi musim hujan 2024/2025, faktor yang dipertimbangkan tidak hanya hasil pemodelan iklim, tetapi juga hasil analisis perkembangan musim yang dipantau secara berkala setiap dasarian.
“Dalam penentuan iklim Indonesia, tiap wilayah punya karakteristik dan spesifikasi iklim tersendiri, itulah sebabnya BMKG mengelompokkan wilayah tersebut menjadi beberapa zona musim. Sebanyak 699 Zona Musim teridentifikasi di Indonesia, dan tiap Zona Musim (ZOM) punya karakteristik sendiri mengenai awal, puncak, bahkan kapan berakhirnya musim di tiap wilayah” terang Fachry Rajab, Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim.
“Adapun musim hujan 2024/2025 kali ini akan diwarnai dengan adanya potensi fenomena La-nina meskipun dalam kategori lemah”. Kondisi ini berpotensi meningkatkan curah hujan di beberapa wilayah yg terdampak” lanjut Fachry Rajab.
Sementara itu, Yosik menjelaskan untuk Awal Musim Hujan Tahun 2024/2025 di wilayah Provinsi Banten dimulai pada bulan September hingga Desember 2024 yang diawali dari wilayah Tenggara dan bergerak ke arah Utara. Jika dibandingkan dengan normalnya,sifat hujan diprakirakan umumnya bersifat Normal hingga Atas Normal dengan puncak musim hujan umumnya terjadi di Januari (46%), Februari (39%) dan Desember (15%).
“Masyarakat harus lebih siap dan antisipatif terhadap potensi terjadinya bencana hidrometeorologi selama periode musim hujan, terutama di wilayah yang mengalami Sifat Musim Hujan Atas Normal (lebih basah dibanding biasanya) karena wilayah tersebut berpotensi mengalami peningkatan risiko bencana banjir dan tanah longsor,” tambah Apolinaris, Kepala Stasiun Klimatologi Banten.
Mengenai hal tersebut, Kepala BBMKG wilayah II, Hartanto menjelaskan agar tiap stakeholder dan pemerintah melakukan persiapan dalam memasuki musim penghujan 2024/2025 ini. Langkah antisipatif kesiapsiagaan diperlukan guna mengurangi dampak potensi bencana hidrometeorologis pada saat musim dan atau puncak musim penghujan maupun saat transisi musim kemarau ke musim hujan.
“Pemerintah daerah diharapkan dapat lebih optimal dalam mengedukasi masyarakat tentang cara menghadapi risiko bencana yang berpotensi terjadi selama periode musim hujan serta pentingnya memperhatikan peringatan dini dari BMKG” tutup Hartanto.