Halo Sobat BMKG,
Mungkin banyak sobat yang bertanya-tanya menapa wilayah Jawa Barat sering terjadi gempabumi? Apa penyebabnya? Mari kita simak penjelasannya.
Sumber gempabumi di Jawa Barat dibangkitkan oleh subduksi lempeng dan patahan/sesar. Wilayah Jawa Barat dilalui oleh Zona Subduksi Jawa yang membentang sepanjang Pulau Jawa dan terletak di Selatan Pulau Jawa. Zona Subduksi Jawa sendiri terbagi menjadi beberapa segmen, diantaranya Segmen Jawa Barat, Segmen Jawa Tengah, dan Segmen Jawa Timur. Segmen Jawa Barat merupakan zona yang seringkali membangkitkan kegempa di Jawa Barat. Telah tercatat banyak gempa yang terjadi di segmen Jawa Barat, seperti pada kejadian gempa M 6.2 di Garut pada tahun 2024.
Sumber gempa Jawa Barat akibat mekanisme sesar dipicu oleh aktivitas 11 (sebelas) sesar aktif, yaitu Sesar Cimandiri, Sesar Lembang, Sesar Baribis, Sesar Cipeles, Sesar Cugenang, Sesar Cicalengka, Sesar Garsela, Sesar Cileunyi-Tanjungsari, Sesar Sumedang, Sesar Tomo, dan Sesar Cipamingkis. Berikut penjelasan singkat mengenai sesar aktif yang berada di wilayah Jawa Barat:
- Sesar Cimandiri, memiliki Panjang 100 km berarah Timur Laut – Barat Daya dari Padalarang hingga Pelabuhan Ratu di Jawa Barat. Sesar Cimandiri terdiri dari 3 segmen, yaitu Segmen Cimandiri, Segmen Cibeber-Nyalindung, dan Segmen Rajamandala.
- Sesar Lembang, merupakan sesar geser memanjang searah Barat – Timur yang terletak di utara Kota Bandung, Jawa Barat. Sesar ini merupakan terusan dari ujung utara Sesar Cimandiri. Menurut catatan Sejarah, gempa besar pernah terjadi di sepanjang sesar ini pada tahun 1699, 1834, dan 1900.
- Sesar Baribis, merupakan sesar yang memanjang dari Majalengka sampai Subang. Sesar ini merupakan bagian ujung utara dari lapisan yang tumpeng tindih pada belakang busur di Jawa Barat. Sesar ini teridentifikasi sebagai sesar dengan mekanisme thrust fault atau sesar naik.
- Sesar Cipeles, merupakan sesar yang baru ditemukan dengan arah Barat – Timur. Sesar ini merupakan bagian dari patahan tua yang kembali aktif. Sesar ini berada di Sungai Cipeles dan memiliki pergerakan kombinasi antara sesar mendatar dan sesar naik.
- Sesar Cugenang, terletak di Desa Ciherang, Desa Ciputri, Cibeureum, Nyalindung, Mangunkerta, Sarampad, Cibulakan, Benjot, dan Desa Nagrakyang. Sesar ini diperkirakan membentang sepanjang 9 km dengan arah Barat Laut – Tenggara.
- Sesar Cicalengka, berada pada bagian selatan Cicalengka hingga lereng timur Gunung Malabar, dan berarah Timur Laut – Barat Daya. Sesar ini diperkirakan mampu membangkitkan gempa dengan magnitude 4,4.
- Sesar Garsela, merupakan sesar geser yang memanjang dari selatan Garut hingga ke selatan Bandung sepanjang 36 km. Sesar Garsela terdiri dari 2 segmen, yaitu Segmen Rakutai dan Segmen Kencana.
- Sesar Cileunyi–Tanjungsari, merupakan sesar berarah Timur Laut – Barat Daya yang berada di Cekungan Bandung. Sesar ini memiliki Panjang 6,69 km yang memanjang dari bagian selatan Desa Tanjungsari, hingga ke timur laut Lembah Sungai Cipeles. Sesar Cileunyi–Tanjungsari diperkirakan mampu membangkitkan gempa magnitude 6,3 dengan laju geser berkisar antara 0,19 – 0,48 mm/tahun.
- Sesar Sumedang, merupakan sesar aktif yang baru terpetakan akibat terjadinya gempabumi Sumedang pada 31 Desember 2023. Sesar ini berarah relatif Utara – Selatan.
- Sesar Tomo, berada di Kecamatan Tomo Kabupaten Sumedang. Sesar ini merupakan penyebab gempa dirasakan di Subang pada 23 April 2021 dengan magnitudo 3,2.
- Sesar Cipamingkis, berada di wilayah Sukabumi dan wilayah barat Cianjur. Sesar ini membentang sepanjang 100 km dengan arah Barat Daya – Timur Laut.
Historis gempabumi merusak dan tsunami Jawa Barat terangkum menjadi beberapa kejadian, seperti gempa M 6.1 pada tahun 1979, gemoa M 6.0 pada 1999, tsunami Pangandaran M 6.8 tahun 2006, Tsunami Jabar M 7.3 tahun 2009, dan gempa Cianjur dengan kekuatan M 5.6 pada 2022. Gempa dan tsunami yang terjadi menyebabkan korban jiwa meninggal, luka-luka, serta banyak korban yang kehilangan tempat tinggal dan harus mengungsi akibat kerusakan ringan hingga berat pada bangunan rumah warga.
Pada 31 desember 2023 jam 20:34:24 WIB, gempabumi berkekuatan M 4.5 dan telah mengguncang Sumedang, lokasi gempa berada di 6.85 LS 107.94 BT yang terletak pada 2 km Timur Laut Kabupaten Sumedang dengan kedalaman 5 km. BMKG mencatat hingga tanggal 12 Januari 2024 telah terjadi 23 kali gempa susulan. Gempa yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas sesar lokal (strikeslip) wilayah setempat. Gempa ini dirasakan dengan skala MMI IV di Situraja, Sumedang Selatan, Sumedang Utara, Ganeas, dan Cimalaka, serta skala MMI III di Cileunyi, Cimenyan, Cilengkrang, Bojongsoang, Cicalengka, Nagreg, Cikancung, Rancaekek, Majalaya, Paseh, Kadungora, Cibatu, Kersamanah, Majalengka, Jatiwangi, Dawuan, Kertajati, Panyingkiran, Kasokandel, Wado, Jatinunggal, Darmaraja, Cibugel, Cisitu, Malangbong, Selaawi, dan Cibiuk. Kerusakan akibat gempa menyebabkan 10 orang luka luka dan 138 rumah rusak di Kab. Sumedang dan Kab. Bandung.
Tanggal 27 April 2024 jam 23:29:47 WIB, gempabumi berkekuatan M 6.2 mengguncang Garut terjadi akibat Megathrust Segmen Jawa Barat. Pusat gempa terletak pada koordinat 8,39 LS 107,11 BT yang terletak di 15 km Barat Daya Kabupaten Garut dengan kedalaman 70 km, dengan sumber yang berasal dari zona intraslab. Gempabumi Garut termasuk dalam jenis gempabumi menengah yang disebabkan oleh aktivitas deformaasi batuan dalam lempeng Indo-Australia yang tersubduksi di bawah lempeng Eurasia di selatan Jawa Barat. Berdasarkan hasil survei dan laporan dari Masyarakat, gempa Garut menyebabkan kerusakan sedang hingga berat di beberapa wilayah seperti Kab. Garut, Kab. Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya, Kab. Sukabumi, Kab. Bandung Barat, Kab. Ciamis, Kab. Bandung, Kab. Pangandaran, Kab. Purwakarta, dan Kab. Sumedang.