Tanggal 16 Mei 2024
Waktu Standar Indonesia
BMKG Provinsi Banten
Cepat, Akurat, dan Mudah Dipahami

Pemerataan Infrastruktur Air untuk Menghadapi Krisis Iklim: Kepala BBMKG Wilayah II menjadi narasumber dalam Seminar Hari Air Dunia Tahun 2024

BMKG Provinsi Banten > Berita > Pemerataan Infrastruktur Air untuk Menghadapi Krisis Iklim: Kepala BBMKG Wilayah II menjadi narasumber dalam Seminar Hari Air Dunia Tahun 2024

Daftar Isi

Kepala Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah II menjadi salah satu narasumber pada kegiatan Seminar Hari Air Dunia Tahun 2024 yang diselenggarakan oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ciliwung Cisadane bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Balai Kementrian PUPR, dan HTHI (Himpunan Ahli Teknik Hidraulik). Kegiatan yang bertema “Infrastruktur Air dan Krisis Iklim” ini dilaksanakan di Auditorium Gedung D FTKE Lantai 8 Universitas Trisakti, Jakarta Barat pada Jumat (22/08).

Sesi panel penyampaian materi, diskusi, dan tanya jawab dimoderatori oleh Perwakilan HTHI Cabang Jakarta, Ir. Adang Saf Ahmad, CES. Turut hadir sebagai narasumber dalam kegiatan seminar ini, Guru Besar Universitas Trisakti, Prof. Dr. Ir. Astri Rinanti, MT, IPM., ASEAN Eng. dan Ketua Sub Kelompok Perencanaan Bidang geologi, Konservasi Air Bak dan Penyediaan Air Bersih Dinas SDA DKI Jakarta, Elisabeth Tarigan, ST, MIWM.

Kepala BBMKG Wilayah II, Hartanto memberikan paparan mengenai “Krisis Iklim, Adaptasi dan Mitigasi”. Dalam paparannya Kepala BBMKG Wilayah II menjelaskan bahwa Peringatan Dini Iklim sangat penting, khususnya bagi negara berkembang. Terdapat beberapa indikator penyebab perubahan Iklim, antara lain komposisi konsentrasi CO2, Peningkatan suhu permukaan dan suhu muka laut, curah hujan, kenaikan Suhu Muka Laut, dan tutupan es.

“Perubahan iklim menyebabkan terjadinya peningkatan suhu udara, yang mana saat ini terjadi peningkatan sebesar 1.1oC dan apabila peningkatan ini terjadi secara terus menerus akan berdampak pada kondisi kekeringan, curah hujan dan potensi terjadinya badai”.

Pada akhir sesi paparannya, Hartanto menyampaikan beberapa mitigasi yang dapat dilakukan dalam menghadapi perubahan iklim, antara lain pengurangan emisi, edukasi dan literasi, kerjasama internasional, perubahan kebijakan, dan koordinasi antar sektor. Hal ini menjadi sangat penting, karena perbahan iklim tidak dapat diselesaikan oleh satu sektor saja tetapi harus saling bekerjasama untuk bisa berkoordinasi mengurangi dampak yang timbul akibat adanya perubahan iklim.

Bagikan Berita ini melalui :