Prediksi gempabumi masih menjadi topik yang sering membingungkan masyarakat. Banyak informasi beredar di media online dan grup pesan yang mengklaim bisa memprediksi gempa, padahal belum ada metode ilmiah yang akurat untuk melakukannya.
Infografis ini mengajak kita memahami fakta-fakta penting seputar prediksi gempa:
Pertama, kita perlu tahu bahwa sebuah prediksi gempa harus memuat tiga elemen utama: waktu kejadian, lokasi kejadian, dan magnitudo. Tanpa ketiganya, informasi tersebut tidak bisa disebut sebagai prediksi ilmiah.
Sayangnya, banyak klaim yang beredar tidak memenuhi syarat tersebut. Mereka tidak berbasis bukti ilmiah, tidak menyebutkan tiga elemen utama, dan sering kali terlalu umum sehingga hanya kebetulan cocok dengan kejadian yang sebenarnya. Inilah yang membuatnya tergolong hoaks.
BMKG sendiri tidak melakukan prediksi gempa. Namun, BMKG aktif melakukan riset tentang prekursor gempabumi—yaitu perubahan fisik di alam yang bisa menjadi petunjuk awal sebelum gempa terjadi. Salah satu metode yang sedang dikaji adalah pengamatan magnet bumi, dan BMKG terus mengembangkan pendekatan lain untuk memperkuat mitigasi risiko.
Infografis ini juga menjelaskan perbedaan antara prediksi dan prekursor. Prediksi menuntut kepastian waktu, lokasi, dan magnitudo, sementara prekursor adalah kajian ilmiah terhadap gejala alam yang bisa menjadi sinyal awal.
Sebagai penutup, BMKG mengajak masyarakat untuk tidak mudah terpengaruh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Pastikan informasi yang diterima berasal dari sumber resmi dan terpercaya.